Competition

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 18 April 2013

Eksekutif Indonesia Kurang Berani Menghadapi Tantangan Baru (BP Banka/ CEO Ispat Indo)


Eksekutif Indonesia Kurang Berani Menghadapi Tantangan Baru (BP Banka/ CEO Ispat Indo)

Eksekutif Indonesia Kurang Berani Menghadapi Tantangan Baru
Rabu, 06 Januari 2010 08:07

altDi antara beberapa eksekutif puncak asal India yang sukses berkarier di Indonesia, muncul nama Baldeo Prasad Banka. Sarjana hukum dan penyandang gelar master di bidang commerce ini adalah orang nomor satu PT Ispat Indo yang bergerak di industri baja dan bermarkas di Sidoarjo, Jawa Timur.

Perusahaan ini didirikan pada 1976 oleh pengusaha baja Lakshmi Mittal dan merupakan perusahaan luar negeri pertama yang didirikannya. Mittal kemudian sukses mengembangkan bisnisnya dan menjadi miliarder terkenal dari India, dan bahkan menempatkannya sebagai orang terkaya keempat di dunia pada 2006 versi majalah Forbes.

Bergabung di Ispat Indo sejak 1981 sebagai direktur operasional, Banka sebelumnya berkarier lebih dari 20 tahun di industri baja di India. Kini, di bawah kepemimpinan Banka, Ispat Indo kian berkembang sebagai salah satu perusahaan India terkemuka di Indonesia. Berdiri sejak 1976 dengan kapasitas produksi awal sekitar 60.000 ton per tahun, Ispat Indo saat ini sedang bersiap-siap meningkatkan kapasitas produksinya hingga 750.000 ton per tahun. Apa resep sukses Banka mengembangkan karier di Indonesia? Apa pula komentarnya terhadap makin banyaknya eksekutif asal India yang juga meniti karier di Indonesia? Berikut penuturan Banka kepada Wendy S. Hutahaean dari Warta Ekonomi via telepon, Sabtu (29/8) lalu. Petikannya:

Apa kunci sukses karier Anda hingga bisa menduduki posisi puncak di Ispat Indo saat ini?

Saya bergabung dengan Ispat Indo sejak 1981 sebagai direktur operasional. Pada saat itu, saya senang menerima tantangan baru dan tugas yang beragam. Saya pernah bertugas di bagian material, pemasaran, hubungan pemerintah, administrasi, pengiriman barang, asuransi, merger dan akuisisi, dan pengawasan perusahaan selama 16 tahun hingga kemudian dipercaya menjadi CEO di perusahaan baja ini sampai sekarang.

Sekadar berbagi pengalaman, kunci keberhasilan karier saya, antara lain, adalah berani menerima tantangan baru dari berbagai bidang pekerjaan, berani mengambil risiko dan tindakan saat diperlukan, menciptakan tim dan organisasi yang solid dan berkelanjutan, selalu belajar dari kesalahan yang lalu dan menganggapnya sebagai pelajaran berharga, serta melakukan yang terbaik dan selalu bergerak maju.

Bagaimana perkembangan bisnis Ispat Indo dalam lima tahun ini dan apa target yang ingin dicapai perusahaan?

Perusahaan terus bergerak maju. Target profit tahun ini sebesar US$70 juta dan target produksi sebesar 750.000 ton pada 2010. Perusahaan ini juga sedang dalam tahap ekspansi bisnis.

Bagaimana teknik Anda memimpin perusahaan? Apa yang menjadi prioritas Anda?

Membentuk organisasi yang solid dan kreatif adalah dasar dari kesuksesan suatu perusahaan. Jika setiap karyawan memiliki rasa loyalitas kepada perusahaan, mereka akan memberikan kinerja terbaik mereka. Karyawan perlu dimotivasi dan diarahkan sesuai visi dan misi perusahaan. Transparansi tentang keadaan perusahaan juga diperlukan agar mereka dapat memberikan ide jika diperlukan. Penghargaan juga harus diberikan kepada para karyawan yang berprestasi untuk lebih memotivasi mereka.

Dari segi perusahaan, saya berusaha mengontrol biaya pengeluaran perusahaan dan menjaga kepuasan konsumen. Menjaga kualitas produk, komponen yang bagus, pelayanan yang prima juga merupakan hal yang saya prioritaskan. Selain itu, keamanan dan keselamatan kerja serta bisnis yang ramah lingkungan perlu dijaga. Perusahaan ini juga menggalakkan kepedulian sosial terhadap masyarakat sekitar.

Apa faktor yang membuat perusahaan ini tertarik berinvestasi di Indonesia ketimbang di negara lain?

Pasar yang luas serta pertumbuhan ekonomi yang terus berjalan menjadi faktor investasi perusahaan di Indonesia. Selain itu, kerja sama ekonomi dan hubungan yang baik dengan masyarakat Indonesia sudah sejak lama terjalin.

Apa saja tantangan yang dihadapi dalam berbisnis di Indonesia dan bagaimana menyikapinya?

Dukungan dari pemerintah terhadap investasi asing kurang, dipersulit dengan perundang-undangan. Para pekerja asal Indonesia kurang memiliki kemauan belajar sesuatu yang baru, menghadapi tantangan baru, dan bidang baru. Jadi, agak menghambat perkembangan perusahaan.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi di India terhadap investasi perusahaan Anda di Indonesia?

Pertumbuhan India turut mengembangkan investasi di Indonesia. Tahun-tahun ke depan akan banyak perusahaan yang menanamkan investasi di Indonesia. Ispat Indo sendiri juga akan melakukan ekspansi usaha di Indonesia.

Bagaimana perkembangan kehadiran eksekutif asal India ke Indonesia belakangan ini? Apakah menunjukkan pertambahan?

Dengan meningkatnya investasi India di Indonesia, dengan sendirinya arus kedatangan CEO atau eksekutif asal India tidak dapat dibendung. Namun, para CEO asal Indonesia juga diberi kesempatan, selain memiliki kompetensi. Kualitas kepemimpinan seorang CEO lebih dilihat dari kualitas individu daripada asal negaranya.

Beberapa CEO asal India seperti Vikram S. Pandit (Citigroup) dan Sanjay K. Jha (Motorola) termasuk CEO termahal di dunia. Bagaimanakah tren gaji dan benefit CEO asal India saat ini?

Sistem kompensasi internasional saat ini sudah cenderung lebih objektif. Lebih melihat bagaimana kinerja seseorang tanpa melihat dari negara mana dia berasal. Selagi CEO India mampu menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perusahaan, kami dapat bersaing dengan CEO lain seperti dari Amerika dan Eropa.

Faktor apakah yang mendorong hijrahnya mereka ke luar India?

Kemauan untuk belajar, memandang dunia luar, menghadapi tantangan baru, dan mengembangkan karier.

Apa yang menjadi keunggulan CEO India dibandingkan dengan CEO lain, seperti asal Cina, Amerika, atau Indonesia?

Setiap CEO pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jangan melihat asal negara, tetapi lihatlah individunya.

Apakah kemunculan CEO India di Indonesia akan menjadi ancaman terhadap keberadaan eksekutif Indonesia? Apa saran Anda bagi eksekutif Indonesia dalam menghadapinya?

Arus globalisasi saat ini menuntut CEO yang kompetitif dan kompeten. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi CEO. Kalau warga Indonesia tidak mau mengembangkan kompetensinya, menerima tantangan baru, mempelajari bidang baru, maka dengan sendirinya perusahaan-perusahaan akan memilih CEO yang paling baik dan kompeten. Hal ini tergantung pada bagaimana para eksekutif Indonesia menyikapinya, apakah sebagai ancaman ataukah sebagai pemacu semangat.

Ditulis oleh: WENDY HUTAHAEAN
( redaksi@wartaekonomi.com Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya )

0 komentar:

Posting Komentar