Selamat Datang Negara ASEAN!
Selamat Datang Negara ASEAN!
Minggu, 17 Januari 2010 10:04
Proses integrasi bidang ekonomi negara-negara ASEAN makin mengental. Di sektor jasa, selain jasa penerbangan, ada sebelas sektor jasa lainnya yang menjadi prioritas untuk dilakukan integrasi. Apa saja sebelas sektor itu?
Negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) akan memulai berbagai babak baru di bidang ekonomi pada 2012. Dalam aktivitas perdagangan, ASEAN, di bawah perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA), akan memberlakukan kebijakan pembebasan tarif sampai dengan 99%. Di bawah kesepakatan ini, ada dua belas sektor prioritas yang telah ditetapkan dalam ASEAN Framework Agreement for the Integration of Priority Sectors (AFAS), dan salah satunya adalah transportasi udara.
Selain transportasi udara, sebelas sektor yang disepakati dalam AFAS itu adalah (i) produk berbasis agro, (ii) otomotif, (iii) E-ASEAN, (iv) elektronik, (v) perikanan, (vi) kesehatan, (vii) produk berbasis karet, (viii) tekstil dan produk tekstil, (ix) pariwisata, (x) produk berbasis kayu, serta (xii) jasa layanan logistik.
Di dalam bisnis transportasi udara, kesepakatan ekonomi regional memegang peranan penting. Pertimbangan utama di bisnis transportasi bukan lagi terkait dengan kualifikasi maskapai (dalam pengertian luas), tetapi juga ada atau tidak adanya kesepakatan regional. Berpijak pada kondisi ini, maka kesepakatan ASEAN di sektor transportasi udara akan memasuki babak baru.
Produk Berbasis Agro
Dideklarasikan di Jakarta pada 18 Mei 1991, Pusat Pengembangan Koperasi Pertanian ASEAN bertujuan mendorong peningkatan kualitas gerakan perkoperasian di kawasan tersebut. Beberapa program aksi yang cukup baik dikembangkan dalam kerangka kerja sama ASEAN Center for The Development of Agricultural Cooperatives (ACEDAC) itu antara lain adalah, pertama, pertukaran kunjungan pengurus koperasi dan pejabat pembina koperasi. Kedua, pengembangan aliansi strategis antar-gerakan koperasi, contohnya kerja sama antara Koperasi Krida Satwa dari Indonesia dan organisasi petani dari Negara Bagian Johor, Malaysia. Ketiga, pertukaran pengalaman yang dilakukan oleh gerakan koperasi di setiap negara anggota ACEDAC.
Otomotif
Indonesia diprediksi akan menjadi koordinator sektor otomotif dalam integrasi ekonomi ASEAN yang target implementasinya dimajukan dari 2020 menjadi 2015. Integrasi ekonomi ASEAN ini berarti membebaskan perpindahan barang dan jasa antar-negara anggota. Meskipun diperkirakan sulit untuk membentuk pasar bersama seperti yang terjadi di Uni Eropa, pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas seperti keringanan bea masuk bahan baku, antara lain CRC, pelat, dan bahan baku produk hilir untuk menunjang industri otomotif.
E-ASEAN
ASEAN bertekad meningkatkan kemajuan bidang Information and Communication Technology (ICT) hingga menyamai negara-negara kawasan lainnya, baik di Asia maupun Eropa. Berpijak pada tujuan ini, dalam ASEAN Telsoms (Telecommunication Senior Official Meetings) maupun ASEAN Telmins (Telecommunications and IT Ministers' Meeting), ASEAN mengundang empat negara mitra kerjanya yakni Cina, Jepang, Korea, dan India. Dengan adanya empat negara mitra kerja ASEAN itu, diharapkan nantinya pembangunan ICT di seluruh negara anggota ASEAN dapat dipercepat.
Sama halnya dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia juga mengalami kesulitan pendanaan dalam pembangunan ICT. Untuk itu, telah dibangun pusat ICT ASEAN berkecepatan dan berkemampuan tinggi yang diketuai Indonesia. Pendanaan program ini berasal dari sepuluh negara anggota. Dengan adanya pusat ICT ASEAN, diharapkan kesenjangan ICT sesama anggota tidak terlalu jauh. Proyek-proyek E-ASEAN dengan pembiayaan ASEAN ICT Fund itu antara lain adalah ASEAN e-Commerce Database, ASEAN ICT Master Plan 2020, ASEAN IPv6 Certification Training, ASEAN M-Commerce Forum, dan proyek ASEAN Cyberkids Camp.
Perikanan
SEAFDEC dan negara-negara anggotanya sedang berupaya membangun suatu pengelolaan perikanan yang baik di lingkungan Asia Tenggara. Untuk mencapai pengelolaan perikanan yang baik tersebut, diperlukan data dan informasi kegiatan perikanan dan kegiatan terkait lain yang lengkap dan berkualitas. Data dan informasi yang bermutu diharapkan dapat membantu lahirnya kebijakan pengelolaan perikanan yang baik. Salah satu kegiatan besar yang sedang dilakukan diberi nama Status and Trends of Fisheries (STF).
STF dimaksudkan untuk mendukung peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan status dan kecenderungan perikanan tangkap dan budi daya melalui penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Data dan informasi tersebut antara lain adalah sumber daya ikan dan lingkungannya, kegiatan pemanfaatan sumber daya ikan (termasuk data produksi perikanan), kondisi sosial masyarakat perikanan tangkap di perairan umum, kearifan lokal yang berlaku dan kegiatan pengolahan hasil perikanan. Dengan demikian, STF bisa dijadikan kunci untuk menguatkan pembuatan kebijakan dan pengelolaan perikanan.
Industri Kesehatan
Untuk sektor obat tradisional dan suplemen kesehatan, negara-negara anggota ASEAN sebenarnya telah menyusun roadmap untuk melakukan integrasi di sektor itu. Namun, untuk implementasinya masih mengalami penundaan karena kurangnya data ilmiah pendukung. Ditargetkan, finalisasi dari ASEAN Model for Traditional Medicine and Health Supplement (TMHS) akan selesai pada 31 Desember 2010 dengan Indonesia sebagai ketua proyek.
Industri Karet
Untuk sektor produk-produk berbasis karet, hubungan antar-negara ASEAN juga makin erat. Dipimpin Malaysia, negara-negara anggota lainnya mencoba menggalang kekuatan sehingga mempunyai posisi yang makin kuat dalam perdagangan global. ASEAN dikenal sebagai kawasan penghasil karet terbesar di dunia.
Industri Tekstil
Pertemuan produsen tekstil seluruh ASEAN beberapa waktu lalu di Jakarta mematok target mampu melipatgandakan nilai ekspor tekstil ke seluruh dunia. Ekspor tekstil dari negara ASEAN setiap tahun sekitar US$26 miliar dan Indonesia memegang posisi dominan dengan nilai ekspor sebesar US$10 miliar. Jadi, hampir 40% disumbang dari Indonesia.
Produsen-produsen tekstil ASEAN sepakat membentuk koalisi tekstil ASEAN dalam rangka menyambut pasar terbuka ASEAN pada 2012. Pada tahun itu ASEAN akan menjadi pasar sendiri dengan ASEAN Single Window (ASW), sehingga barang yang masuk dari luar ASEAN akan terkontrol dengan nomor HS elektronik. Dengan demikian, selain menjadi pasar, ASEAN juga akan menjadi pemasok tekstil dunia. Ada rencana menggabungkan kekuatan produksi pakaian jadi dari Vietnam dan Laos, kekuatan tekstil dari Indonesia dan Thailand, dan kekuatan logistik serta finansial dari Singapura.
Single Visa
Saat ini rencana pemberlakuan single visa untuk kunjungan wisatawan ke kawasan ASEAN masih menunggu kesiapan masing-masing negara anggota. Namun, ada keinginan sebagian negara anggota untuk mewujudkannya. Beberapa negara yang diketahui telah siap menerapkan ASEAN Single Visa adalah Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
Ditulis Oleh:
WENDY S. HUTAHAEAN DAN JATI ANDRIANTO
( redaksi@wartaekonomi.com Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya )
Tulisan ini dikutip dari majalah Warta Ekonomi Np 19 tahun XXI. Judul asli tulisan ini adalah "Lebaran = Mandi Uang.'
Minggu, 17 Januari 2010 10:04
Proses integrasi bidang ekonomi negara-negara ASEAN makin mengental. Di sektor jasa, selain jasa penerbangan, ada sebelas sektor jasa lainnya yang menjadi prioritas untuk dilakukan integrasi. Apa saja sebelas sektor itu?
Negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) akan memulai berbagai babak baru di bidang ekonomi pada 2012. Dalam aktivitas perdagangan, ASEAN, di bawah perjanjian ASEAN Free Trade Area (AFTA), akan memberlakukan kebijakan pembebasan tarif sampai dengan 99%. Di bawah kesepakatan ini, ada dua belas sektor prioritas yang telah ditetapkan dalam ASEAN Framework Agreement for the Integration of Priority Sectors (AFAS), dan salah satunya adalah transportasi udara.
Selain transportasi udara, sebelas sektor yang disepakati dalam AFAS itu adalah (i) produk berbasis agro, (ii) otomotif, (iii) E-ASEAN, (iv) elektronik, (v) perikanan, (vi) kesehatan, (vii) produk berbasis karet, (viii) tekstil dan produk tekstil, (ix) pariwisata, (x) produk berbasis kayu, serta (xii) jasa layanan logistik.
Di dalam bisnis transportasi udara, kesepakatan ekonomi regional memegang peranan penting. Pertimbangan utama di bisnis transportasi bukan lagi terkait dengan kualifikasi maskapai (dalam pengertian luas), tetapi juga ada atau tidak adanya kesepakatan regional. Berpijak pada kondisi ini, maka kesepakatan ASEAN di sektor transportasi udara akan memasuki babak baru.
Produk Berbasis Agro
Dideklarasikan di Jakarta pada 18 Mei 1991, Pusat Pengembangan Koperasi Pertanian ASEAN bertujuan mendorong peningkatan kualitas gerakan perkoperasian di kawasan tersebut. Beberapa program aksi yang cukup baik dikembangkan dalam kerangka kerja sama ASEAN Center for The Development of Agricultural Cooperatives (ACEDAC) itu antara lain adalah, pertama, pertukaran kunjungan pengurus koperasi dan pejabat pembina koperasi. Kedua, pengembangan aliansi strategis antar-gerakan koperasi, contohnya kerja sama antara Koperasi Krida Satwa dari Indonesia dan organisasi petani dari Negara Bagian Johor, Malaysia. Ketiga, pertukaran pengalaman yang dilakukan oleh gerakan koperasi di setiap negara anggota ACEDAC.
Otomotif
Indonesia diprediksi akan menjadi koordinator sektor otomotif dalam integrasi ekonomi ASEAN yang target implementasinya dimajukan dari 2020 menjadi 2015. Integrasi ekonomi ASEAN ini berarti membebaskan perpindahan barang dan jasa antar-negara anggota. Meskipun diperkirakan sulit untuk membentuk pasar bersama seperti yang terjadi di Uni Eropa, pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas seperti keringanan bea masuk bahan baku, antara lain CRC, pelat, dan bahan baku produk hilir untuk menunjang industri otomotif.
E-ASEAN
ASEAN bertekad meningkatkan kemajuan bidang Information and Communication Technology (ICT) hingga menyamai negara-negara kawasan lainnya, baik di Asia maupun Eropa. Berpijak pada tujuan ini, dalam ASEAN Telsoms (Telecommunication Senior Official Meetings) maupun ASEAN Telmins (Telecommunications and IT Ministers' Meeting), ASEAN mengundang empat negara mitra kerjanya yakni Cina, Jepang, Korea, dan India. Dengan adanya empat negara mitra kerja ASEAN itu, diharapkan nantinya pembangunan ICT di seluruh negara anggota ASEAN dapat dipercepat.
Sama halnya dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia juga mengalami kesulitan pendanaan dalam pembangunan ICT. Untuk itu, telah dibangun pusat ICT ASEAN berkecepatan dan berkemampuan tinggi yang diketuai Indonesia. Pendanaan program ini berasal dari sepuluh negara anggota. Dengan adanya pusat ICT ASEAN, diharapkan kesenjangan ICT sesama anggota tidak terlalu jauh. Proyek-proyek E-ASEAN dengan pembiayaan ASEAN ICT Fund itu antara lain adalah ASEAN e-Commerce Database, ASEAN ICT Master Plan 2020, ASEAN IPv6 Certification Training, ASEAN M-Commerce Forum, dan proyek ASEAN Cyberkids Camp.
Perikanan
SEAFDEC dan negara-negara anggotanya sedang berupaya membangun suatu pengelolaan perikanan yang baik di lingkungan Asia Tenggara. Untuk mencapai pengelolaan perikanan yang baik tersebut, diperlukan data dan informasi kegiatan perikanan dan kegiatan terkait lain yang lengkap dan berkualitas. Data dan informasi yang bermutu diharapkan dapat membantu lahirnya kebijakan pengelolaan perikanan yang baik. Salah satu kegiatan besar yang sedang dilakukan diberi nama Status and Trends of Fisheries (STF).
STF dimaksudkan untuk mendukung peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan status dan kecenderungan perikanan tangkap dan budi daya melalui penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Data dan informasi tersebut antara lain adalah sumber daya ikan dan lingkungannya, kegiatan pemanfaatan sumber daya ikan (termasuk data produksi perikanan), kondisi sosial masyarakat perikanan tangkap di perairan umum, kearifan lokal yang berlaku dan kegiatan pengolahan hasil perikanan. Dengan demikian, STF bisa dijadikan kunci untuk menguatkan pembuatan kebijakan dan pengelolaan perikanan.
Industri Kesehatan
Untuk sektor obat tradisional dan suplemen kesehatan, negara-negara anggota ASEAN sebenarnya telah menyusun roadmap untuk melakukan integrasi di sektor itu. Namun, untuk implementasinya masih mengalami penundaan karena kurangnya data ilmiah pendukung. Ditargetkan, finalisasi dari ASEAN Model for Traditional Medicine and Health Supplement (TMHS) akan selesai pada 31 Desember 2010 dengan Indonesia sebagai ketua proyek.
Industri Karet
Untuk sektor produk-produk berbasis karet, hubungan antar-negara ASEAN juga makin erat. Dipimpin Malaysia, negara-negara anggota lainnya mencoba menggalang kekuatan sehingga mempunyai posisi yang makin kuat dalam perdagangan global. ASEAN dikenal sebagai kawasan penghasil karet terbesar di dunia.
Industri Tekstil
Pertemuan produsen tekstil seluruh ASEAN beberapa waktu lalu di Jakarta mematok target mampu melipatgandakan nilai ekspor tekstil ke seluruh dunia. Ekspor tekstil dari negara ASEAN setiap tahun sekitar US$26 miliar dan Indonesia memegang posisi dominan dengan nilai ekspor sebesar US$10 miliar. Jadi, hampir 40% disumbang dari Indonesia.
Produsen-produsen tekstil ASEAN sepakat membentuk koalisi tekstil ASEAN dalam rangka menyambut pasar terbuka ASEAN pada 2012. Pada tahun itu ASEAN akan menjadi pasar sendiri dengan ASEAN Single Window (ASW), sehingga barang yang masuk dari luar ASEAN akan terkontrol dengan nomor HS elektronik. Dengan demikian, selain menjadi pasar, ASEAN juga akan menjadi pemasok tekstil dunia. Ada rencana menggabungkan kekuatan produksi pakaian jadi dari Vietnam dan Laos, kekuatan tekstil dari Indonesia dan Thailand, dan kekuatan logistik serta finansial dari Singapura.
Single Visa
Saat ini rencana pemberlakuan single visa untuk kunjungan wisatawan ke kawasan ASEAN masih menunggu kesiapan masing-masing negara anggota. Namun, ada keinginan sebagian negara anggota untuk mewujudkannya. Beberapa negara yang diketahui telah siap menerapkan ASEAN Single Visa adalah Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
Ditulis Oleh:
WENDY S. HUTAHAEAN DAN JATI ANDRIANTO
( redaksi@wartaekonomi.com Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya )
Tulisan ini dikutip dari majalah Warta Ekonomi Np 19 tahun XXI. Judul asli tulisan ini adalah "Lebaran = Mandi Uang.'
0 komentar:
Posting Komentar